Tanjungpinang - Banyak hal yang bisa kita pelajari dari sampah organik, untuk itu artikel Waste4Change kali ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu sampah organik, apa saja jenis dan contohnya, seperti apa gambar sampah organik dan bagaimana cara mengelola sampah ramah lingkungan ini.
Sebagai catatan, umumnya sampah hanya dikenal sebagai seluruh hasil dari sisa kegiatan manusia sehari-hari juga proses alam. Namun, apabila dilihat lebih detail, akan ditemukan banyak perbedaan dari setiap jenis sampah yang diproduksi. Salah satu diantaranya adalah sampah jenis ini.
Dilihat dari sifatnya, sampah dibagi menjadi dua jenis, yakni organik dan anorganik.
Sumber sampah organik berasal dari sisa makhluk hidup atau alam dan dapat terurai secara alami di lingkungan.
Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang berasal dari benda tak hidup dan tidak semuanya bisa dikelola kembali.
1. Apa itu Sampah Organik?
Pengertian sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, baik hewan, tanaman, maupun manusia.
Pada dasarnya, jenis sampah ini bisa terurai secara alamiah di alam juga bisa dimanfaatkan menjadi hal-hal lain, seperti kompos dan lainnya.
2. Jenis Sampah Organik Basah & Kering
Sampah organik bisa dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik kering dan basah.
Jenis sampah organik kering memiliki kandungan air yang sedikit hingga tidak ada, contohnya adalah ranting pohon, dedaunan kering, tulang belulang, dsb.
Jenis sampah organik basah memiliki kandungan air yang cukup tinggi, membuatnya lebih cepat membusuk dan dapat terurai lebih cepat dibandingkan sampah kering. Contoh sampah organik basah adalah sisa sayuran, buah-buahan, dsb.
3. Apa Perbedaan Sampah Organik dan Sampah Anorganik?
Perbedaan antara organik dan anorganik sebenarnya cukup sederhana. Jika melihat dari karakteristiknya, sampah organik adalah jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari hewan dan tumbuhan serta beberapa diantaranya mudah hancur apabila tertinggal di alam.
Sedangkan, sampah anorganik merupakan kebalikannya.
Sampah anorganik terdiri dari bahan yang bukan berasal dari hewan dan tumbuhan serta tidak mudah hancur secara alami apabila tertinggal di alam.
Oleh karena itu, sampah anorganik perlu dikelola dengan bantuan mesin. Namun, perlu diketahui bahwa penumpukan sampah merupakan masalah yang menjadikan sampah dapat merusak lingkungan.
Meskipun sampah alami dapat terurai secara alami, tetapi apabila kuantitasnya banyak dan bertumpuk di alam, maka sampah ini juga akan bisa merusak lingkungan karena proses penguraiannya membutuhkan waktu lebih lama.
Dengan begitu, organik maupun anorganik perlu dibantu pengelolaannya oleh manusia agar barang sisa tersebut pada akhirnya tidak akan mencemari lingkungan.
4. Apa Saja Jenis-Jenis Sampah Organik?
Selain kering dan basah, sampah organik terbagi lagi menjadi 5 jenis sampah berdasarkan sumbernya. Kelima kategori tersebut adalah:
- Sampah Sisa Makanan
Sampah organik sisa makanan umumnya banyak dihasilkan pada tingkat rumah tangga, serta pada bisnis makanan, seperti restoran dan kafe.
Komposisinya mencakup segala jenis makanan dan bahan pangan, mulai dari cangkang telur, bonggol sayuran, kulit buah, tulang ikan dan ayam, makanan sisa, serta material lain yang telah atau tidak lagi dikonsumsi.
Selain itu, sisa makanan juga mencakup makanan matang yang tidak habis atau tidak terkonsumsi, seperti buah dan sayur-sayuran busuk.
Sayangnya, jenis sampah ini cukup memiliki kuantitas yang tinggi, lho. Menjadikannya mubazir dan menambah jumlah sampah.
Sampah sisa makanan atau dikenal juga dengan food loss & food waste menjadi salah satu penyumbang sampah organik terbesar.
Jakarta Globe memberi peringkat ke dua Indonesia sebagai penyumbang sampah makanan.
Sumber The Economist Intelligence Unit, Indonesia dinobatkan menjadi penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia. Disisi lain, tingkat kelaparan di Indonesia berada di tingkat yang serius.
- Sampah Kebun
Sampah organik yang berasal dari kebun merupakan sampah yang materialnya berasal dari taman atau pekarangan, seperti dedaunan, pepohonan, ranting, serta rerumputan sisa pemangkasan.
Sampah jenis ini dikenal juga dengan sampah coklat atau sampah kering. Ideal untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi pupuk kompos.
- Sampah Agrikultur/Pertanian
Sampah pertanian merupakan sampah hasil dari pemrosesan tanaman, seperti batang jagung, sekam padi, dan dedaunan. Sisa-sisa pertanian tersebut, biasanya bisa dikelola menjadi kompos.
- Sampah Sisa Hewan Ternak
Sampah dari hewan ternak, seperti kotoran sapi dan kambing, juga masuk ke dalam kategori sampah organik. Sampah ini nantinya bisa diolah menjadi pupuk atau biogas untuk dipakai sebagai bahan bakar.
- Sampah dari Bagian Tubuh
Bagian tubuh yang dimaksud antara lain adalah potongan kuku dan rambut manusia yang rontok serta bulu atau kulit dari hewan. Perlu diketahui, helai rambut dan kuku bisa jadi bahan komposter, lho.
5. Manfaat dan Bahaya Sampah Organik
Dalam kuantitas normal dan tidak berlebihan, sampah memiliki manfaat dan dapat digunakan kembali untuk kebutuhan tertentu. Apabila dikelola secara bijak dan tepat, sampah akan mendatangkan keuntungan bagi manusia.
Pada sampah organik, sisa-sisa zat atau nutrisi dalam sampah ini dapat bermanfaat dan berfungsi untuk menyuburkan tanah apabila dijadikan kompos.
Manfaat sampah ini juga terkenal sebagai olahan pakan hewan.
Dapat dijadikan pakan untuk hewan peliharaan seperti pakan ayam, ikan, dan pakan lalat Black Soldier Fly.
Sampah jenis ini bermanfaat juga sebagai sumber listrik melalui pengolahan biogas.
Namun, apabila sampah dalam keadaan over kapasitas dan tidak diolah dengan benar, sampah ini malah bisa menimbulkan bahaya.
Seperti menimbulkan bau, mempengaruhi kualitas air tanah dan air sekitar akibat air lindi sampah yang tidak tertangani dengan baik, menghasilkan gas metana yang merupakan penyumbang gas rumah kaca apabila sampah disimpan dalam kondisi tertutup, kurang sinar matahari dan oksigen, hingga menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan penyakit.
Untuk menghindari hal ini, perlu dipahami bahwa penanganan sampah secara tepat sangat diperlukan. Memilah sampah berdasarkan jenisnya adalah salah satu cara yang bisa dilakukan.
Sumber : Waste for Change